Thursday, January 23, 2003

Just inspired by this blog when all of a sudden I found this quote:

....The longest walk you will ever have to walk
is the sacred journey from your head to your heart......

--Phil Lane Jr.--


Kata ibu ini, postingannya kurang panjang. So, ini lanjutannya... diiikiiiittt aja ya:
mmm.. just imagine, that every "I AM" has tried to achieve this for thousand of years. And it still a very very long journey....

Tuesday, January 21, 2003

Jenius

Seorang peneliti, Catherine Cox telah mengamati sekitar 300 orang jenius terkenal dalam sejarah manusia. Termasuk dalam penelitiannya adalah para jenius perang, jenius politik, dan juga ilmuwan. Dia mencatat bahwa salah satu ciri dari para jenius tersebut adalah kegemaran mereka mencatat pemikiran dan juga perasaan secara fasih, yang dituangkan dalam buku harian, puisi, tulisan, dan surat kepada para sahabat dan keluarganya. Kegemaran ini ternyata merupakan salah satu bentuk disiplin (dan juga metode pencatatan ide-ide) yang dilakukan sejak dini. Contoh paling terkenal adalah da Vinci dengan ribuan sketsa ide multidimensinya yang sampai saat ini masih membuat orang-orang penasaran. Edison, terkenal dengan ribuan percobaannya yang didahului dengan penulisan lebih dari 3 juta lembar catatan. Seorang peneliti lain, Dr. Win Winger bahkan memperkirakan bahwa kebiasaan menulis ini adalah salah satu bentuk mekanisme yang (mungkin bisa) men-trigger orang-orang 'biasa' menjadi teraktifkan otak unggulnya.

So, bloggerianz, apapun bentuk weblog kamu, jangan pernah lelah untuk menulis ya. Siapa tahu nih, catatan yang kita buat sekarang ada gunanya dikemudian hari. Bisa membuktikan bahwa loe semua itu jenius asli produk lokal jaminan mutu. Atau paling tidak, membawa kita ke kebiasaan positif: membuat catatan. Suatu kebiasaan yang, (in my humbble opinion) kelihatannya, mulai lenyap justru saat kita selesai sekolah dan masuk ke dunia kerja. Padahal, yang namanya belajar tidak ada habis-habisnya. Pasti banyak hal-hal baru di lingkungan kerja yang tidak didapatkan di sekolah, dan ini tentu saja sebaiknya dicatat.

(mmmmm... eniwei, saya beberapa waktu lalu memang sempat vakum nulis di blog ini karena benar-benar sibuk kok. Sueeerr... Bukan karena kejeniusan saya berkurang..... he..he..he..).
Snob mode off

Thursday, January 09, 2003



Tulisan ini sudah pernah diposting sebelumnya di sitenya Stella maupun Obien. Ditampilkan lagi nggak cuma karena tidak sempat nulis, tapi lebih karena saya memang suka sekali membacanya (hampir setiap hari). Saya ingin membaginya kepada anda semua. Baik yang sudah punya anak, hampir punya anak, baru mau bikin anak, belum punya anak, baru mau kawin, takut punya anak, cinta anak-anak (buka pedophilia yee), masih anak-anak, ataupun yang takut sama anak-anak (ada nggak ya...). Ini juga didedikasikan ke ibu ini, yang sampai sekarang belum berhasil juga masuk ke sitenya Stella...he..he.... Bu, ini ada beberapa fotonya Stella (btw, hasil scannya kurang baik, nanti minta tolong neenoy lagi).
Ayoayoayoayoayoayoayoayoayo semuaaa, beranakpinaklah....

Hal-hal yang menakjubkan pada BAYI

  1. Mengendong bayi membuat anda merasa besar, kuat, penting, bertanggungjawab, dan benar benar merasa dibutuhkan.

  2. Setiap bayi memiliki mujizat tersendiri.

  3. Seorang bayi melihat dunia melalui mata kita, supaya kita dapat menemukan kembali keindahan yang dianggap biasa.

  4. Bayi terkenal karena kesabarannya. Mereka akan menunggu dan menunggu dan menunggu sampai akhirnya kita tertidur sebelum dia mulai menangis lagi.

  5. Ketika bayi tidak mau berhenti menangis, ingatlah bagaimana senangnya kita mendengar suara tangisnya pertama kali.

  6. Beberapa lembar rambut halus di kepala bayi bisa menciptakan keinginan yang tidak tertahankan untuk menghiasinya seperti mengikat pita di sana.

  7. Amati saat bayi tidur pada malam hari dan kita akan lupa betapa letihnya kita.

  8. Suara tawa bayi adalah obat manjur untuk stress dan suara sendawanya memberikan kepuasan tertinggi.

  9. Senyuman seorang bayi bisa membuat kita lupa segala rencana kita dan ketika ingat rencana tersebut rasanya sudah tidak penting lagi.

  10. Dikenali seorang bayi bisa terasa lebih hebat dan membanggakan daripada dikenal di seluruh kota bahkan mungkin dunia.

  11. Memandikan bayi pertama kali adalah salah satu hal paling berani yang pernah kita lakukan.

  12. Anda akan belajar bahasa baru dengan bayi baru. Apakah anda pernah mengira bahwa ciluk-ba bisa menjadi permainan yang begitu hebat?

  13. Memasang popok bayi adalah latihan Geometri yang sangat logis.

  14. Jangan mengabaikan bakat olahraga bayi anda - melempar makanan melintasi ruangan mungkin menunjukan ia akan menjadi calon pemain basket,memukul mainan keluar dari boksnya bisa menjadi tanda calon juara tenis,merangkak dengan kecepatan tinggi untuk mendorong jambangan kesayangan anda dari meja tamu mungkin berarti dia calon pelari lintas alam. Ini adalah beberapa hal yang perlu dipikirkan ketika kita membersihkan tumpahan dan pecahannya.

  15. Tidak ada mulut yang lebih terkatup rapat dari pada mulut bayi ketika kita mencoba memasukan makanan kedalamnya dan tidak ada yang lebih akurat daripada semburan makanan bayi pada kita.

  16. Kata pertama dari mulut bayi tidak selalu "Pa Pa" atau "Ma Ma"
    Jangan merasa tersingung kalau itu "Guk guk" atau "Pus Pus".

  17. Seorang bayi bisa membuat Ibu anda mengira bisa mengurusnya lebih baik daripada anda sendiri dan mereka dengan senang hati bersedia dititipi.

  18. Seorang bayi akan membuat ayah anda lupa bahasa aslinya.

  19. Seorang bayi akan membuat kita memandang diri kita terus menerus secara serius.

  20. Bayi sangat pemaaf, mereka senang mendengar kita menyanyi walaupun suara kita sumbang dan mereka akan tertawa mendengar lelucon kita, tidak perduli berapa kali kita mengulanginya.

  21. Bayi tidak memerlukan kita menjadi sempurna, mereka hanya perlu kita ada.

  22. Bayi bisa membuat anda merindukan waktu untuk diri sendiri, sampai akhirnya waktu itu ada dan anda segera menginginkan bayi anda lagi.

  23. Bayi senang pergi ke restaurant tapi mereka tidak ingin makan, mereka lebih suka menyobek kertas tisue, memukuli kue, bermainan sedotan dan menarik perhatian semua orang.

  24. Seorang bayi bisa menjadi sangat pemarah. coba saja melepaskan kue dari mulutnya supaya kita bisa memotretnya.

  25. Bayi dibungkus dengan semua harapan dan impian kita tapi kita harus melonggarkan bungkusan itu agar mereka punya tempat untuk tumbuh.

  26. Apapun yang cocok untuk bayi teman anda tidak akan cocok untuk bayi anda. Tapi setiap bayi sama saja dengan bayi lain mereka tumbuh, merangkak, berjalan dan berbicara pada waktunya sendiri.

  27. Tatapan seorang bayi mengingatkan kita bahwa kita punya jiwa dan bayi itu telah menemukannya.

  28. Setiap bayi adalah tantangan, tapi bayi anda akan mengeluarkan kemampuan terbaik anda.

  29. Seorang bayi akan membuat anda tidak pernah sama. Anda akan selalu mengutamakan bayi anda di atas siapapun, anda akan mengambil lebih sedikit untuk diri sendiri dan memberi lebih banyak pada bayi anda dan anda akan mencoba menjadi orang yang lebih baik untuk memberi contoh baginya.

  30. Ketika seorang bayi memasuki kehidupan kita, tiba-tiba anda bisa mengerti dan tahu apa yang telah diberikan orang tua anda dahulu.


Update 18 January, 2003:
Tulisan di atas juga ditujukan untuk bapak ini yang teoritis sudah tahu cara bikin anak (maafmaafmaaf mas Er, makanya cepetan nyebar undangan....grin). Sementara ibu ini, ternyata bukannya takut punya anak, tapi sedang siap-siap lahir batin untuk anugerah besar ini. Sama persis seperti ibu ini, ternyata sedang menyiapkan mental untuk itu.
Siwak

Mid Desember sampai awal January adalah awal dari periode 'sibuk banget'nya saya. Saatnya untuk siap-siap back to school season-nya Canada, region yang jadi tanggung jawab saya. And this is just a beginning, karena 6-8 bulan kedepan, volume kerjaan tidak akan turun. Maka saya mulai panik, ketika beberapa teman complain soal seretnya postingan akhir-akhir ini. Sepertinya, keinginan untuk posting minimal seminggu sekali bakal susah terwujud. Makanya, saya takjub banget dengan bapak ini, yang di tengah kesibukan kantor dan keluarga masih sempat posting yang buaannyak dan puanjang. But eniwei, thanks banget atas semua perhatian teman-teman, luv u all. Plis, jangan coret gue dulu dari dunia perbloggeran.... :-)

To tell the truth, saya merasakan kejenuhan yang amat sangat, saat membayangkan pekerjaan yang bakal datang. Karena 'hidangan' di meja kerja saya adalah aktivitas rutin, berulang facing the same problem, and can be solved with same procedure as well. Saya kangen dengan masa lalu, pada type kerjaan yang sama seperti ibu ini. Based on project, sehingga dipastikan selalu ada tantangan baru. Tiap project tak pernah sama, tidak pernah menghadirkan masalah yang sama. Benar-benar menggairahkan...!!

Dan saat rasa bosan kerja itu mulai muncul, mendekati overlimit, tiba-tiba saya dipertemukan lagi dengan Siwak. Siwak ini, adalah inang pengasuh saat saya masih imut dulu. Tugas pengasuh ini dijalani bertahun-tahun, sampai adik terkecil lahir. Kemudian, ia kembali ke Yogya, dan meneruskan profesinya, merawat kakek buyut. Dan setelah mbah buyut wafat, dia meneruskan karirnya jadi 'pengasuh' nenek saya sampai sekarang. Contoh kesetiaan pada pekerjaan dan profesi? Tunggu dulu, ini belum selesai. Karena dari cerita orang-orang, leluhur Siwak ini, sudah puluhan tahun 'membantu' para leluhur saya dalam jabatan dan pekerjaannya masing-masing. Ayahanda Siwak, adalah rekan dan pembantu kakek saya yang jadi kepala desa, sampai meninggalnya kakek dalam Clash II. Kakeknya, juga jadi asisten kakek buyut saya sebagai carik di masa Hamengku Buwono VII. Kalau dipikir-pikir, ini benar-benar satu model pengabdian yang untuk ukuran jaman sekarang tidak masuk akal. Saya tidak tahu, bagaimana mereka mengelola emosinya dalam jangka waktu yang laammaaaa sekali. Ketika sebagian besar dari kita 'harus' terus berubah untuk 'maju', Siwak (dan keluarganya) bisa tetap setia (dan sabar) pada profesi yang deskripsinya 'to assist (only)', yang dalam struktur organisasi modern 'is not a decision maker yet'. Dan amazing-nya, it has been done and dedicated to one family only. Mirip cerita-cerita di negeri kastil sana itu ya.

Mungkin hanya satu cara mudah untuk menjelaskan kerendahan hati model Siwak dan keluarganya ini. Seperti yang dikutib dari Khalil Gibran oleh kelompok musik Kla Project, bekerja dengan cinta. Penjelasannya, saya tidak tahu (oops). Tapi ini kutibannya:

KERJA
adalah cinta yang mengejawantah
dan jika kau tiada mampu
bekerja dengan cinta
melainkan hanya enggan
maka lebih baik
jika kau mengambil tempat
di gapura candi
dan meminta sedekah
dari orang-orang yang lewat
dan bekerja
dengan CINTA....


Kutiban yang bagus ya. BTW, kok saya tetap merasa jenuh ya.... :-)

Monday, December 30, 2002

Tahun Baru, Hari Baru, Fajar Baru

Beberapa jam lagi kita masuk ke tahun yang baru lagi. Sebenarnya, tidak ada tanda khusus yang membedakan hari terakhir tahun ini dengan tanggal 1 January besok. Bumi tetap berputar seperti biasa. Angin, hujan, dan awan tetap ada di mana-mana. Tetumbuhan dan hewan tetap hidup dengan caranya yang sama. Cuma, manusia memang butuh suatu titik yang jadi penanda masuknya masa yang baru. Kita manusia, butuh satu titik ancang-ancang baru, agar bisa mengembalikan kecepatan lari yang sudah banyak berkurang di akhir tahun ini. Agar bisa mengejar cita-cita, yang rasanya makin jauh meninggalkan kita.

Yang selalu terulang, di gerbang periode baru ini, saya pasti kepikiran tentang banyak hal yang belum sempat dikerjakan. Juga kepikiran tentang apa saja yang belum berhasil diraih. Setelah itu, mimpi-mimpi baru (dan juga mimpi lama yang belum tercapai) bermunculan dengan sendirinya. Bagi orang-orang level karyawan seperti saya, hampir 30% waktu dihabiskan di kantor. Sehingga, gaji dan karir pastilah jadi salah satu tolok ukur 'pencapaian' yang paling sering dilihat. Jujur saja, setahun ini tidak ada perubahan sedikitpun, baik pendapatan maupun promosi jabatan. Dan jujur saja, bagi saya ini tidak hanya berarti jalan di tempat. Justru berarti kemunduran, karena di saat yang sama semua hal rasanya bergerak maju. Sementara itu, keinginan untuk mencoba tantangan karier yang baru pun ternyata belum kesampaian. Rasanya, ada banyak sekali hal-hal yang menahan saya untuk berpindah ke perusahaan lain. Tapi bagaimanapun, pekerjaan adalah sesuatu yang harus selalu disyukuri. Apalagi di masa sulit sekarang ini. Berat rasanya membayangkan perasaan teman-teman yang terpaksa harus hengkang dari kantor kami pada tanggal 31 Desember ini.

Masih banyak lagi yang harus disyukuri. Setahun ke belakang, berkah paling besar pastilah kehadiran putri pertama saya, Stella. Apalagi jika mengingat perjuangan berat dan resiko yang harus ditanggung istri saya selama periode kehamilannya. Jika mengingat Stella lahir saat usia kandungan yang masih relatif muda. Rahmat itu rasanya makin terasa manis, justru saat melihat Stella tumbuh sebagai bayi yang berani (bahkan cenderung nekat), kreatif (bahkan dalam standar orang Jawa, pethuk banget), dan aktif (ini metodenya Stella untuk mencegah badan orang tuanya melar...he..he). Kiranya, saya patut berterima kasih pada istri, yang mengorbankan karirnya, dengan pilihan untuk mendampingi putri kami di rumah.

Rasanya, saya juga perlu bersyukur atas kesehatan saya dan keluarga selama ini. Juga atas hal-hal yang telah disediakan untuk saya dan keluarga. Walaupun dalam level yang sederhana, saya patut bersyukur bahwa keluarga tidak pernah merasa berkekurangan. Bahwa kami sekeluarga telah menempati rumah sendiri dengan halaman tambahan yang belum tentu dimiliki tetangga. Bahwa kami telah diberi kemudahan dengan kendaraan pribadi dan kesempatan untuk mengenal para tetangga dengan persaudaraan yang sangat erat.

To our Creator God of All That Is,
I give thanks for all of my blessons,
I give thanks for Your Love and Your Light.


To our Creator God of All That Is,
for the next year, I'm asking You to be a purer conduit of Your Love and Your Light,
for the next year, I'm asking You to be the purity of intentions that You desire


Pasti dan utama, saya memang harus bersyukur pada Sang Maha Kasih, karena begitu sering saya diingatkan lewat hal-hal sederhana di sekitar saya. Atas rahmat yang saya rasakan melalui seluruh pancaindera dan lapisan tubuh saya. Atas rahmat bahwa saya telah 'diperkenalkan' dengan anda semua: kaum bloggerians, the web surfer, yang telah memperkenalkan satu wacana dan kesenangan baru untuk saya.

Happy new year teman-teman.
I wish you all have a very nice and brighter new year.

Thursday, December 19, 2002

Gue dan Makanan

Salah satu yang jadi pusat perhatian di hari-hari sekitar hari raya Lebaran-Natal ini adalah soal makanan. (He..he.. Nggak kok, saya nggak gembul seperti bapak ini. Just a joke ya nDa, jangan marah.).
Pertama, selain ritual ibadah, makanan telah jadi asesoris yang tidak boleh terlupakan di setiap rumah. Inget lebaran, pasti terbayang ketupat atau lontong dengan opor ayamnya. Pas Natal, pasti ingat rupaneka kue di atas meja tamu.
Kedua, pas Lebaran, banyak orang yang mudik. Nah, biasanya saat itulah terjadi kepanikan soal urusan perut ini, karena si juru masak dan pembantu tidak ada di rumah. Mau belanja bahan makanan, kios-kios di pasar juga ikutan tutup. Buat yang kos juga demikian, saat lebaran, warteg apalagi warung Padang langsung jadi barang langka. Warung Indomie juga tutup, wong semua juga ikutan mudik bareng perusahaan ini.

Bicara soal makanan kesukaan, my most favourite adalah coklat!!! Tapi, saya juga suka pempek dan otak-otak, juga suka kerupuk udang, kemplang, es krim, black forest cake, capcay, gado-gado, bakso, mie ayam,.... (lho, kok jadi banyak begini). Kadang-kadang saya tersugesti, bahwa coklat bisa 'menyelesaikan' banyak masalah saya. Pusing kepala, ngemil coklat saja. Lagi lembur kerjaan, cari coklat. Nggak bisa tidur, minum susu coklat dulu. Makanya, sekarang saya rada-rada panik, karena putri saya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda suka coklat, bahkan di usia yang demikian dini.... waduh..!! Bakal saingan neehh..

Bicara soal makanan, pengaruh terbesar justru bukan dari para juru masak. Saya justru perlu berterima kasih pada Prof. Umar Kayam, seorang budayawan terkenal Inonesia. Lewat bukunya Mangan Ora Mangan Kumpul, dia mampu menggiring pembaca untuk ikut "menikmati" makanan yang disantap oleh para tokoh dalam karyanya itu!! Gara-gara beliau, saya jadi menyukai makanan yang dulu kurang saya sukai, misalnya gudeg dan juga bakmi godog ala Yogya. Saya jadi bisa menikmati hampir setiap makanan yang saya santap, karena beliau telah menjelaskan cara-caranya.

Makanan yang kurang saya sukai? Mohon maaf (saya tahu banyak yang tidak setuju), makanan itu adalah sambal dan cabe!!! Padahal saya tumbuh di lingkungan orang-orang yang suuukaaa banget sama cabe dan pedas. Alasan saya sederhana sih: sejak kecil saya tidak suka nangis. Dan dulu saya berpikiran, bahwa kalau makan makanan yang pedas, kita akan menitikkan air mata alias menangis!! Huakhakhakha....masuk akal kan... Satu lagi, saya terkadang kurang suka makan-makanan hewani yang bentuk badannya masih kelihatan.... he..he.. Tau sendiri lah, misalnya jika kita makan ayam dan ternyata masih jelas banget kalau itu adalah ceker ayam atau kepala ayam... Tapi, memang sekarang saya mulai mengurangi makan daging sih. So, what's your favourite food?

Thursday, December 12, 2002

my special occasional

Oooppsss, ternyata, sudah dua minggu saya tidak menulis di blog ini (*maafmaafmaaf*). Kali ini, ijinkan saya bercerita sesuatu yang mungkin berbeda dengan sebelumnya, agak pribadi, dan tentu saja (maaf lagi) subyektif.

Tiap hari raya, pastilah menorehkan makna yang berbeda untuk setiap orang. Tak terkecuali hari Lebaran, yang dirayakan oleh mayoritas penduduk Indonesia. Lebaran tahun ini, saya dan keluarga mendapat kesempatan langka, berkumpul dengan anggota keluarga yang pada hari-hari biasa tersebar di penjuru Indonesia. Bertemu sanak saudara mungkin hal biasa. Mengunjungi tanah kelahiran orang tua mungkin juga hal biasa. Apalagi jika tanah itu Yogyakarta, yang memang sudah biasa jadi daerah kunjungan. Tapi berkumpul dengan keluarga besar di tanah kelahiran para leluhur, ternyata pengalaman yang rrruuuaaarrr biasaaa....

Sungguh, mulanya saya pikir libur Lebaran ini akan biasa-biasa saja. Saya dan istri hanya punya niatan untuk memperkenalkan putri pertama kami pada nenek buyutnya, yang ingin menghabiskan hari-harinya di Yogya. Saat itulah, sesuatu yang tadinya biasa-biasa saja, jadi pengalaman batin yang tak sederhana.
Semua bermula saat melihat putri kami, Stella, tiba-tiba langsung cocok dengan buyutnya, seperti teman lama yang baru berjumpa lagi, tanpa hirau beda usia antara keduanya. Saat melihat, begitu banyak kemiripan fisik antara dua orang yang belum pernah bertemu itu. Mengharukan, saat mengingat bahwa wajah renta itu, telah memulai segalanya dari titik yang sama seperti Stella, puluhan tahun lalu. Menggetarkan, saat membayangkan Stella, dengan seiijin Tuhan, akan terus bertumbuhkembang untuk mencapai fase yang sama dengan nenek buyutnya. Sepertinya di hadapan saya, ada pentas tentang 'kehidupan manusia'. Seolah diingatkan, betapa kita sungguh telah dan akan mendapat bbbbaaaannnyyyaaakk sekali kesempatan dalam hidup.

Selang beberapa waktu, anggota keluarga lain mulai berdatangan. Berkumpul dalam hitungan yang tidak begitu besar, tapi jika diurutkan dalam 'pohon keluarga', terbentang 7 generasi. Dari nenek buyutnya Stella, sampai si keponakan yang ternyata sudah punya beberapa orang anak. Sehingga dilingkungan keluarga besar, ada yang harus memanggil saya 'eyang om'. Yang berarti juga mengharuskan Stella, si bayi 10 bulan, dipanggil 'tante Stella'....he..he... Saat kumpul itulah, keluarga besar berubah menjadi satu kumpulan yang beranekaragam. Namun ternyata, tetap terlihat benang-benang merah yang menautkan tiap orang di sana. Umumnya, terlihat lewat kesamaan rupa fisik, sampai kesamaan tabiat dan kebiasaan masing-masing, yang terbongkar lewat tukar cerita antar ibu-ibu..... Ternyata, mata besar, alis mata yang menyebar, serta rambut ikal adalah ciri-ciri fisik yang paling mudah ditemui. Sementara itu para ibu menyimpulkan, 'keras kepala namun baik hati' adalah ciri keluarga ini (hheehhhh, kaya'nya semua ibu-ibu selalu beranggapan anak dan suaminya keras kepala deh...*gerutugerutugerutu*).

Satu hal yang pasti, saya tak hanya dipertemukan kembali dengan sanak keluarga, tapi juga diperkenalkan lingkungan yang membesarkan keluarga saya. Dipertemukan dengan kekuatan-kekuatan yang membentuk jiwa setiap anggota keluarga. Saat pertemuan itulah, sedikit pengertian terbuka, bahwa setiap manusia sama. ...'coz everyone among us is a very very very tiny sparkling light of God...... everyone...... every 'I Am' presence..... Selamat Iedul Fitri.... Mohon maaf lahir dan batin..... Mohon maaf juga karena telat kasih ucapan selamat....he...he..he...

Friday, November 29, 2002

Ujian Saringan Tiga Kali

Seorang teman, mengirimkan cuplikan di bawah ini. Mungkin sudah sering beredar, tapi ijinkan saya memuatnya sekali lagi:

Di jaman Yunani kuno, Dr. Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi. Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, "Tahukah anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman anda?"
"Tunggu sebentar," jawab Dr. Socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali."
"Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut. "Betul," lanjut Dr. Socrates.
"Sebelum anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali.

Saringan yang pertama adalah KEBENARAN.
Sudah pastikah anda bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah benar?"
"Tidak," kata pria tersebut,"sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada anda". "Baiklah," kata Socrates. " Jadi anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak."

Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu : KEBAIKAN
Apakah yang akan anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik ?"
"Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk".
"Jadi," lanjut Socrates, "anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi anda tidak yakin kalau itu benar.

Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya, yaitu: KEGUNAAN
Apakah apa yang anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya ?"
"Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut.
"Kalau begitu," simpul Dr. Socrates," jika apa yang anda ingin beritahukan kepada saya... tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya ?"


Moral of the story:
Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh jiwa yang tak bersalah, dan kata-kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali. Jadi, saringlah dulu apa yang akan kita bicarakan.

Ada satu hal lagi yang ingin saya tambahkan. Betapa pada periode krisis negara ini, kebebasan berpendapat menjadi sesuatu yang diobral dimana-mana. Setiap orang merasa sah untuk melontarkan teriakan apapun, kapanpun, di manapun. Dan ini didukung pula oleh pertumbuhan media massa yang demikian pesat. Celakanya, banyak pihak yang akhirnya mengambil kesempatan ini, mendompleng moment ini untuk kepentingan segelintir orang saja, juga untuk tujuan popularitas semata. Tidak peduli, ada tidaknya kebenaran dalam informasi yang disampaikan. Dan ini menuntut kita untuk makin hati-hati. Cuma ingin mengingatkan sekali lagi, bahwa popularitas itu tidak identik dengan kualitas. Popularitas, hanya identik dengan frekuensi tayang!! Pada akhirnya filter terakhir kita adalah the smallest voice within our heart.
/* ========google analytics===== =============================*/